Dan di rumah, menu makanankupun tidak sama dengan pembantu yang lainnya. “Terima kasih, Bi”, ucapku. Bokep Arab Nyonya Wulandari malah tersenyum dan mencium pipi suaminya yang kendur dan berkeriput.Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku bergegas ke kamar. Bagaimanapun aku lelaki normal. Dan semuanya sudah terisi oleh pembantu yang bekerja di rumah ini. Keputusasaan mulai menghinggapi diriku. Kalau ditambah denganku, berarti ada delapan orang. Ahh.., Cepetan dong, aku sudah nggak tahan nih..”, desah Nyonya Wulandari dengan suara rintihannya yang tertahan.Nyonya Wulandari menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang putih dan mulus. Sekujur tubukku mendadak saja jadi menggeletar seperti terserang demam, ketika dia menghampiri dan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leherku. Begitu juga yang terjadi denganku. Saat melihat buku tabungan, aku tersenyum sendiri. Tapi juga jadi kekasihnya di atas ranjang.Mungkin karena aku sudah mulai loyo, Nyonya Wulandari membawaku ke sebuah club kesegaran.
