Wajar juga kalau nafas Syeni sedikit memburu. Bokep Crot “Saya engga tahu Dok”
“Bisa Ibu periksa sendiri. Kali ini Syeni mampu menccapai klimaks, beberapa detik sebelum aku menyemprotkan vaginanya dengan air maniku …
Lalu dia rebah menindih tubuhku .. Clitnya makin jelas, benar, merah jambu. makin membuatku nervous. “Saya udah engga tahan .”
“Sebentar lagi kok. Benar, vaginanya memang sempit. “Mas mau lagi .?”
“Ah . Kalaupun suster itu masuk ruangan, masih aman, karena dipan-periksa ini ditutup dengan korden. Ibu pura-pura pulang, nanti setelah mereka pergi, Ibu bisa ke sini lagi” Akhirnya aku yang engga tahan dan memberi jalan. Putting kirinyapun sudah tegang . Yang “tersaji” sekarang dihadapanku bukan CD hitam itu, meskipun sama-sama warna hitam, melainkan bulu-bulu halus tipis yang tumbuh di permukaan kewanitaan Syeni, tak merata. Bukan dari atas, tapi dari bawah. Aku telah telanjang bulat dengan senjata tegak siap, di depan pasienku, nyonya muda yang cantik, sexy dan telanjang
