“Iya.”
“Memangnya ada apa?” tanyaku lagi. Bokep Barat Kembali Lidya mencium bibirku. Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha merangsang gairahku dgn berbagai macam cara. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Lidya ikut berbaring di sampingku. “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.“Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku




















