Kemudian tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang
saat Santi bergerak naik turun di atas tubuhku.Sesekali kutarik badannya sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk kemudian aku hisap
dengan gemas.“Ohh Pak Robertt.. Bokep Mama Biar ada yang nemenin” katanya sambil tersenyum manis.“Belum ada yang mau nih”“Ahh.. Istri bapak cantik harus benar-benar dirawat lho..”Santi tampak tersenyum mendengar perkataanku itu, sementara wajah Pak Rahman menunjukkan rasa curiga. Dia baru berumur 24
tahunan. Dengan gaun
malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar tampak menggoda.“Malam Lia” balasku. Santi suka..” katanya sambil mengagumi kemaluanku dari dekat.“Memang punya suamimu seberapa?” tanyaku tersenyum menggoda.“Mungkin cuma separuhnya Pak Robert.. Memang aku sejak berkenalan dengan Santi
beberapa bulan yang lalu sudah membayangkan nikmatnya menyetubuhi wanita ini. Sabar ya..”Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Santi
untuk kembali mengulum kemaluanku sementara tangannya masih memegang handphonenya.“Iya Mas.. Dia baru berumur 24
tahunan. Oh.. Pak Robertt..” desah Santi sambil




















