Disamping pemuda itu dia tersandar di sudut sofa dengan wajah merah saga, rambut awut-awutan dan blus sekolah yang acak-acakan, kerut-merut di bagian dada.“Kok cepat pulangnya Om?” Andi tidak kelihatan kikuk sama sekali.“Ah biasa”, jawabku, “Sudah lama?”, kupandang gadis itu sekilas yang hanya menundukkan wajah tak berani memandangku. Saya tahu semuanya salah saya. Film Porno Terhuyung-huyung dia bangun dan kembali masuk kamarmandi, kelihatannya masih pusing. Tetapi sesudah ini tolong, tidak ada lagi hubungan antara kita. Mita suka sama Om.” katanya tersenyum genit, kegenitan yang sebelumnya tak pernah ada. Wajahnya penuh airmata.“Kenapa jadi begini, Ermita? “Enak Om, biasanya cuman ngeliat di iklan televisi”, dan dia menghadapkan piring ke depanku supaya aku mengambil potongan yang satu lagi. Tigapuluh juta aku juga sanggup bahkan lebih.” Aku tahu aku berkata jujur.“Om, aku minta sepuluh juta saja, tapi Om belikan aku pil anti hamil.”“Kamu sungguh-sungguh Ermita?”, aku menoleh sejenak melihat ke wajahnya*”“Ya”, katanya pendek.“Mengapa










