“Ahhh.. Bokeb “OK,” kataku. Dalam hatiku aku berkata, gadis pemijatlah yang membuatku jadi begini, membuatku menjadi begini, membuatku menjadi “bercinta”. ennakkk…” katanya.Mulutnya megap-megap kelihatan seperti ikan yang kekurangan air, aku pun semakin semangat memompanya. Wah dia kelihatannya agak nafsu juga melihat tubuhku ketika hanya ber-CD, terlihat “adik”-ku manis tersembul dengan gagahnya di dalam sarangnya.“Eh.. “Aahh… kok sedikit Sayanggg…” katanya meledek. Karena hari itu sudah sore, waktu menunjukkan pukul 04:55, aku segera menggandeng tangan Ema, “Ayo lah kita pulang, yok kuantar..” dia pun menurut sambil memeluk tanganku di dadanya. hhh,” kataku terengah. “Tenanglah belum waktunya,” ia mengelusnya dengan lembut dan merabai juga kantong zakarku. Yayangku memang hobi berenang sih, jadi ya OK saja deh. I love you Sayang…”
Sejak itulah kami sering melakukannya, baik di mobil maupun pada di sebuah gubuk di hutan kala kami berburu bersama.










