Baru saja aku memasang ikat pinggang, Hawin menghampiriku sambil berkata, “Telepon aku ya..!”Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yang disobek sekenanya. Bokep Jilbab/Hijab Si Junior melemah. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Nampak ada perubahan besar pada Hawin. Menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon.Ia kerja di sana? Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Ya tidak apa-apa, hitung-hitung olahraga. Aku hanya main dengan tangan. Juniorku tegang seperti mainan anak-anak yang dituip melembung. Kulihat di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.“Itu kali Mbak,” kataku datar dan tanpa tekanan.Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia membersihkan paha bagian bawah.




















