Sampai di ruang periksa Syeni langsung memelukku, erat sekali. makin membuatku nervous. Bokep Tante Entah kenapa aku kurang tahu.“Mungkin dokter ganteng dan baik hati” kata Nia, suster yang selama ini membantuku. “Dada kanan Bu ya .”
“Benar Dok”
Sambil sekuatnya menahan diri, aku menurunkan tali BH-nya. Bukan main. Sudah masuk tahun ketiga aku buka praktek di sini semuanya berjalan biasa-biasa saja seperti layaknya praktek dokterr umum lainnya. sesak bernafas, hidung mampet, trus perut saya mules”
“Kalau menelan sesuatu sakit engga Bu “
“Benar dok”
“Badannya panas ?”
Telapak tangannya ditempelkan ke dagunya. Aku sudah terangsang. Tapi …
“Sekalian Dok, diperiksa yang kiri .” Katanya sambil menggeser BH nya ke bawah. Ini pasien terakhir. “habis Dok”
Dia langsung berberes. Berdegup jantungku, sewaktu dia mengangkat kakinya ke pembaringan, sekilas CD-nya terlihat, hitam juga warnanya. Syeni bergoyang bagai naik kuda . Apa bisa …. “Syeni bilang, masih belum dapat giliran, nunggu 2 orang lagi” lanjutnya.




















