“Aku gemes banget ngeliatnya. Mataku tak lepas dari dua buah bukit kembar yang sedari tadi bergoyang-goyang menantang, dan tampaknya dia mulai menyadari kalau aku memperhatikannya.Bukannya risih namun dia malah mengambil tanganku, mengurutnya, sambil menempelkan punggung tanganku ke dadanya. Bokep Thailand Wah, sampai Jakarta jam berapa nih, pikirku. Nanti Santi susah mijitnya kalo masih pake celana begitu.”Wow, aku kaget. Kemaluanku yang dari tadi sudah setengah menegang menjadi full erection. Ketika jariku semakin cepat dan lidahku semakin liar, Santi pun mulai menegang dan gelisah. Tanpa dia sadari, dia semakin bergeser ke arah bawah dari tubuhku. Perlahan namun pasti puting kecil yang berwarna coklat kehitaman itu pun mengeras, dan payudara yang masih ranum itu mulai mengencang.Santi mulai gelisah, wajahnya mulai memerah. Aku masih belum berpikir yang aneh-aneh waktu itu. Denyut-denyut di dalam sana semakin kuat terasa dan tiba-tiba gerakanku terasa sangat licin.




















