Ayo sekarang giliran mpok.”Mpok Anah bangun dari tidurnya dan akupun duduk. Bokeb Apaan tuh tadi pok?” aku kembali bertanya.Mpok Anah tidak menjawab, hanya tersenyum penuh kebanggaan. Dan denyutan memek mpok Anah terus saja mengemuti tititku membuatku merem melek. Sehingga toketnya seperti mau meloncat keluar.Wajahnya cukup manis, agak ke arab-araban, kulitnya hitam tapi mulus. Akupun melakukan seperti yang dilakukan Mpok Anah tadi.Kujilati telinganya, dan dia mendesah kenikmatan. Mpok Anah kembali menggeliat dan mengerang seperti orang sedang menahan sakit.Kepalaku masih terjepit dipahanya, dan mulutkupun masih terbenam di memeknya. Waktu itu aku tinggal di pinggiran kota Jakarta yang masih banyak penduduk Betawinya. Seperti ada cincin yang mengikat tititku di dalam memek mpok Anah. Biar mpok awet muda Wan.” kata mpok Anah.Aku tak mengerti maksud mpok Anah, tapi yang jelas, sekarang mpok Anah kembali tiduran dan menyuruhku mulai mengambil posisi di atasnya.




















