Inilah kesempatan itu. Jangan di sini..!” katanya.Kini ia tidak malu-malu lagi menyelinapkan jemarinya ke dalam celana dalamku. Bokep Ojol Ia hanya menampakkan diri separuh badan.“Mbak Hawin.., aku mau makan dulu. Ah.., wanita yang lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah keberanianku.“Buka bajunya, celananya juga,” ujar wanita tadi manja menggoda, “Nih pake celana ini..!”Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan.“Mbak Hawin..,” gumamku dalam hati.Perlu tidak ya kutegur? Kulihat di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.“Itu kali Mbak,” kataku datar dan tanpa tekanan.Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia membersihkan paha bagian bawah. Bahannya tipis, tapi baunya harum. Aku menggelepar.“Sst..! Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita. Yes. Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas.Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.




















