Si Kartolo itu pasti sudah nggendam (menyihir) kamu. Bokeb pusing?” tanyaku penuh kebapakan. sempit sekali.Juminten mengerang:
“ss.. Terus, saya tiba-tiba juga wuda blejet, terus.. Sambil menguap aku berdiri dari “meja kerja”ku, menuju pintu dan bermaksud menutupnya. Aku dapat menolongmu, namun itu sangat berbahaya. Aku menelan ludah. Dgn sangat cepat si hidung belang memercikkan air di botol itu ke wajah dan tubuh Juminten. rasanya ada yg berteriak-teriak di balik celanaku..Sompret tenan, pikirku. Nah, tiba-tiba ada pikiran licik di otakku. Syukurlah. Kini kulepaskan hisapanku di susunya dan bertanya (pasti suaranya sudah tidak tampak berwibawa lagi, tapi penuh nafsu):
“terus, habis cium susumu, dia cium lagi di sini ya?” tanyaku, sambil menunjuk pada kemaluannya: “i.. aku baru sadar bahwa salah satu syarat untuk menjadi dukun yg sukses bukanlah terletak pada ilmunya (yg aku tidak percaya sama sekali), namun pada kemampuannya untuk meyakinkan pasien.




















