Daun pisang, satu-satunya saksi bisu diantara kami saat mengarungi malam terindah untukku, dan mungkin untuknya pula saat itu, entah saat ini dia masih mengenangnya atau tidak.Saat aku memandang daun pisang dalam genggamanku, tiba-tiba saja hawa dingin yang aku rasakan hilang. Aku mempererat dekapanku, sambil mengecup rambut indahnya yang terjuntai lurus sampai pinggang, aku berkata, “aku mencintaimu, seperti apapun kamu nanti.”“Qora !” Sava menggenggam kedua tanganku lalu menempelkan mulutnya, menghembuskan nafas lembut, “saat aku tua nanti, dan saat volume otakku semakin menyusut dari waktu ke waktu. Bokep Japan Sava ikut menegang dan sesaat kemudian “Croooootttttttt.”Spermaku tanpa bisa aku tahan menyembur di dalam mulut Sava, dia langsung melepaskan kulumannya mendorong tubuhku yang menindihnya. Sementara aku berusaha menghindarinya. Aku histeris menggoyang-goyangkan tubuhnya.“Tolooonngggg, siapa aja tolonngggg.”Aku beserta orang-orang yang menolongnya langsung membawanya ke rumah sakit terdekat, aku terus membersihkan darah Sava yang masih mengalir.




















