“Saya tahu tempat itu pribadi dan bagus untuk ngobrol”, katanya sambil tersenyum. “Ya Ndi .. Bokeb sialan, kupikir BH-nya diimpor khusus kali. Dia segera berbalik, payudaranya di belakang BH-nya telah tersapu. “Anda tahu bukan tempat pribadi yang bagus untuk mengobrol,” kataku berani, terus terang aja, maksud saya motel. Setelah Mbak Maya tenang, segera senjataku kugerakkan bolak-balik perlahan dan Mbak Maya mulai menikmatinya.Mulai bergoyang-goyang dan suaranya mulai bermain seiring dengan genjoinku. Kali ini permainannya lebih ganas dan liar, kita bercinta dengan berbagai posisi. “Oke deh mbak, kita lanjutkan aja aja ..”, jawab mesranya tak kalah. Yah, dia mengerti, pikirku. saya sudah cari kemana-mana tapi tidak bisa dapatkan”, katanya sambil tersenyum manis. Agak tawan, hidung biasa, tidak rata dan tidak pug, mataku agak kecil selalu menatap tajam, alisku kental dan dahiku cukup pas deh.Jadi tidak ada yang istimewa dengan saya.




















