Kuremas lubang kemaluanya sambil tertawa. XNXX Jepang kamu aja yang naruh,” ujarku. Cukup lama dan melelahkan untuk berpura-pura seperti itu. Kuangkat lagi gagang telpon, menekan beberapa nomor. “Coba kalau begini.”
“Ahhkk..”
Kurasakan bibirnya yang menempel di dadaku. “Ahh.. “Apa..?”
Susu-nya itu loh, menempel di ubun-ubunku, seandainya aku bisa berkata begitu saat itu. Menyandarkan tubuhku di tembok di sebelah rak buku, dan membiarkan orang-orang memandangku dengan heran saat aku tertawa. Apakah ini saatnya perjalananku berhenti? Enni tidak mau lagi mendengar alasanku. “Nia.. bagaimana melakukannya dengan benar? Kembali menelentangkan tubuhku, menggenggam batang kemaluanku. Aku berusaha menekan lagi,
“Ahhkk..”
Kami mengerang bersamaan, kutekan-tekan batang kemaluanku, tanganku menggapai susunya dan meremas-remas, membuat kepalanya terangkat ke belakang.Keringat di tubuhku semakin deras karena kurangnya ventilasi di dalam mobil, dan karena segala gerakan yang kulakukan.
