ah… sudah..tentu..” Ia tertawa. Rasa lemon bercampur aroma wewangiannya. Bokep Barat Sambil tersenyum lega, kuanggukkan kepalaku. Sama sekali tak ada emosi di sana. “Baiklah,” ucapnya, “ke sini. “Kamu akan menghilang besok pagi?” Kudengar ia tertawa lirih. Aku memandangnya heran. Kikuk, kuraih tangan kanannya dengan jemariku. Aku bukan anak kecil, ucapku dalam hati, aku orang dewasa. Dan ianya begitu luar biasa, begitu menantang kelaki-lakianku, membuat darahku mengalir lebih cepat dan lebih cepat. Akhirnya, dengan rasa nyeri di ujung, batang kemaluanku melesak. Ia balas menatapku. Kulebarkan pahanya, dan sambil memegang batang kemaluanku dengan satu tangan, kutekan batang kemaluanku ke bibir kemaluannya. “pejamkan matamu.”
Saat kupejamkan mataku, kenikmatan tiada tara merasukiku, kala ia menggerakkan jemarinya yang menggenggam batang kemaluanku. “Apa kerjamu tadi?”
“Di sebuah perusahaan distributor material bangunan.”
“Oh ya, aku lupa. Berantakan. Ia.Pagi menjelang. Aku berjumpa dengannya di resepsi pernikahan sahabatku, kurang lebih empat jam yang lalu. “Tidak, wajahmu barusan, seperti anak kecil
