Tubuh Sherin berkelejotan dan mulutnya mengeluarkan desahan ketika jari-jari pria itu menyentuh bibir vaginanya dan mulai mengorek-ngorek liangnya, Sherin merasakan daerah itu semakin basah saja. Kedua kata umpatan terakhir itu memang diucapkan Pak Udin dengan suara kecil, namun Sherin dapat mendengarnya sehingga kontan darahnya pun semakin naik. XNXX Bokep Mendengar itu Sherin langsung merasa seperti ada belati dilempar tepat mengenai dadanya, dia langsung mati kutu dan terdiam selama beberapa detik, rasa takut pun mulai melingkupi dirinya. “Eeii…jangan kurang ajar yah !” bentak Sherin mendorong pria itu. Tinggallah dia di rumah yang besar itu dengan dua orang pembantunya Mbak Jum dan Mbak Narti serta seorang tukang kebun tua, Pak Udin. “Wes…wes…jangan marah-marah melulu dong Non, Bapak bukan mau ganggu Non, itu ada orang dari pabrik dateng katanya mau ambil barang titipan tuan !” kata Pak Udin kalem.




















