Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya. Film Porno “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Semakin basah. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”
“Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.“Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”
“Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.“Kompensasinya apa?”
“Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”
“Bagus, aku suka. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.“Ooh, ooh, Jhony! Suka betis Mbak. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku.




















