“Boleh kalo nggak ada kamar lagi” aku setengah tidak percaya akan ucapannya. Mbak aku mau keluar.. Bokeb Tadinya aku akan pergi dengan isteri bos ku yang kebetulan sering pergi ke Yogya. Sebelum tidur kami mengobrol tentang macam-macam dan pada akhirnya bicara tentang seks. Setiap hari kami lakukan terus dan sampai kembali ke Jakarta kami masih tetap melakukannya di dalam kereta walaupun hanya sebatas permainan jari-jariku di kemaluannya dan dia mengocok penisku dengan ditutup selimut. Pada mulanya dia kesakitan dengan pijitanku tersebut. Walaupun penisku tidak besar sekali tapi berukuran normal akan tetapi sensasi yang aku berikan ketika aku mengocok penisku di dalam vaginanya membuat Mbak wati mengerang, menjerit keenakan sambil matanya merem melek. Pada keesokan harinya kami lakukan lagi hingga siang hari sampai 3 kali. mmhh.. Badanku semakin menegang dan Mbak Wati semakin mengerang. Aku berfikir inilah kesempatanya aku bisa mendekati dia dan menggodanya.




















