“Mmm.. Bokeb Beberapa tamu penginapan yg ada di kafetaria menoleh ke arah Indah ketika kami memasuki kafetaria penginapan. Indah membungkukkan badan dan mendekatkan bibirnya pada ujung batang kemaluanku. Beberapa langkah alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk muncul dan ikut kucatat. Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. “Memangnya kamu sudah kenal, Zainal?”, tanyanya. “Karena aku tahu bahwa kamu tipe pemuda gila kerja yg cuek dan jujur bukan tipe playboy perayu. Seiring dengan goyangan tubuhnya, Indah mendesah-desah,
“Ssh.. Dengan serta merta ditariknya celana pendek dan celana dalamku sekaligus disertai hembusan nafas beratnya yg makin menggebu. Di teras kamar aku melakukan stretching selama beberapa menit. Kulihat Indah duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yg berisi beberapa roti basah diatas meja. Getaran klimaksnya seakan menghanyutkan pertahananku hingga akhirnya puncak ledakanku tak dapat kutahan lagi. Kemudian Indah meninggalkan penginapan sementara aku hanya dapat termenung.










