Aku pun mulai menyapu, sedangkan Fei mencuci piring bekas sarapan. Bokep Tobrut Wah… berani tidak ya, hatiku bertanya-tanya. Tiga kancing paling atas bajunya kubuka, tanganku pun mulai masuk ke dalam BH-nya. Aduh kemaluanku makin membludak ingin keluar dari sarangnya.“Arie… kamu sudah sarapan?” tanyanya. Fei hanya tersenyum dan kemudian dengan membelakangiku, ia menungging mengambil tongkat pel itu.Walah, daster yang tingginya sepaha itu bagian belakangnya terangkat ke atas. Mmmhh… sementara itu lidah kami pun tak bisa diam merasakan keenakan ini, saling menjilati.Kemudian kuarahkan kepalaku ke buah dadanya. Tiba-tiba klotak! Kemudian bibir-bibir kiri dan kanannya yang hitam itu, kutarik-tarik daging lebih yang nikmat itu dengan sedotan bibirku.“Sruuup… sruppp…” Pinggul Fei bergerak-gerak terus, kadang ke kiri kadang ke kanan, ke atas, ke bawah begitu seterusnya sampai akhirnya ia tekan kemaluannya di mulutku.Hidungku ikut menempel di kemaluannya dan membuatku susah bernafas, dengan masih digoyang-goyangkan sambil mengerang panjang.“Aahh… aahh… aaa… aaahh…” tiba-tiba badannya berbalik




















