Aku pun memelorotkan celana kolorku sebelum mulai menginjak pedal gas.“lho mas, mas mau apa, kenapa celananya dipelorotkan disini?”Kata “Disini” yang diucapkan mbah Suliyem adalah lampu hijau yang dapat aku simpulkan bahwa beliau bersedia, tapi aku khawatir jika mbah suliyem tidak paham dengan perjanjian kami tadi, atau justru berniat untuk ingkar … hehehe meskipun kulihat beliau sedikit melirik kontolku yang sudah tegak dan besar.“Terus mau dimana mbah? Aku kembali berada di hadapannya, kubuka kembali kedua pahanya dan perlahan kuteteskan baby oil ke bagian memeknya … Kuusap perlahan lipatan-lipatan kulit yang sudah berwarna senada dengan kulitnya yang sawo matang itu. Bokep Montok Sampai di dalam kamar kupeluk ia dari belakang dan kembali kumainkan kedua putingnya sambil kontolku kugesekkan ke belahan pantatnya.Kubalik badan mbah Suliyem dan aku menunduk untuk kembali melumat bibirnya. Mbah Suliyem hanya diam, tak berontak dengan kelakuanku padanya dibawah sinar lampu neon 5 watt sebagai penerang ruang utama




















