Kupingku terasa berdenging dan pekak karena terjepit kedua paha kak Dewi. Bokep Mom Nanti Tedy…!”, kak Dewi terdiam tak menjawab. Kunyalakan lampu lalu membuka kunci pintu kamar. Aku kemudian duduk disofa, tepat dibelakangnya. Temennya kak Dewi udah pulang kali ?!. Aku menarik kursi, dan membalikanya sehingga menghadap kearah kak Dewi. Dagunya diganjal dengan bantal guling. “Kak Dewi” begitulah aku memanggilnya. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Rasa jengah dan nikmat membaur menjadi satu. udah ?”, kak Dewi bertanya ketika tanganku menahan gerakan tanganya yang masih mengurut dan membelai. Ahhh…Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Dewi mengarahkan selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah menunggangi tumpukan bantal itu. Kemudian bergeser, perlahan. Bahkan kakinya bergerak-gerak membantuku melepaskan celana dalam itu. Mengarah kebawah dan terjepit paha kak Dewi. “Maafin Tedy ya kak !”,
“Iya anak nakal !”, katanya. Meskipun usianya baru 28 tahun, tapi kalau sudah mengenakan




















