Ke bawah lagi: Tdk. Bokep Cina Ia tersenyum melihatku.“Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan,” katanya.Ia mencari-cari. Sial. Aq tdk berani menatap wajahnya. Baru saja aq memasang ikat pinggang, Iin menghampiriku sambil berkata,“Telepon aq ya..!”Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yg disobek sekenanya. Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon. Anggap saja tiap-tiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh. Mengapa kancing baju cuma tujuh?Hah, aq ada ide: toh masih ada kancing di bagian lengan, kalau belum cukup kancing Bapak-bapak di sebelahku juga bisa. Yes.., akhirnya. Tdk terlalu ayu. Aq memandang ke arah lain mengindari adu tatap. Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Si Penis melemah.




















