“Wa’alaikumussalam” terdengar jawaban Mas Arif dari dalam kamarnya.Lama baru pintu dibuka, dan Mas Arif mempersilahkanku un-tuk masuk. Perlahan aku mendekati Mbak Nida, kulihat ia menangis,“Mbak….jangan menangis, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mbak” kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.Lalu pelan-pelan kupegang pun-dak Mbak Nida dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang. Bokep Cina Kini ia hanya bercelana dalam dan bersinglet. Sekarang keluar kamu !”
Aku gemetar, tapi tetap ber-usaha,“Mbak sebaiknya pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mbak, saya satu-satunya kesempatan Mbak, kalau Mbak tidak mengambil kesempatan ini, Mbak akan rugi !” kataku sedikit tegas.Lama kulihat Mbak Nida terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Mbak Nida kelihatannya menurut dan memasukkan tangannya ke dalam celana Mas Arif, tetapi baru sebentar sudah ditariknya kembali, tampaknya Mbak Nida menolak.“Yaaa…..




















