Aku menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Bokep Twitter Hangatnya, biar begitu, tetap terasa. Di mana? Ia malah melengos. Lihatlah ia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya.Apalagi yang dapat tertinggal? Ia menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh.Ia menekan-nekan agak kuat. Di mana? Kesempatan tidak akan datang dua kali. Lalu asyik membuka tabloid. Kring..! Lihatlah, masak ia begitu berani tadi menyentuh kepala Junior saat memijat perut.Ah, kini ia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. Toh masih ada hari esok.Aku bergegas naik angkot yang melintas. Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya yang tahu di mana titik-titik yang harus dituju. Aku tidak berpakaian kini. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Kali ini dengan telapak tangan. Tangannya halus. Mengapa kancing baju cuma tujuh?Hah, aku ada ide: toh masih ada kancing di bagian lengan, kalau belum cukup kancing Bapak-bapak di sebelahku juga bisa.




















