Wah, masih perjaka dooong…? Bokep China “Ehmm… AC boleh…” Windu memberat-beratkan suaranya agar terdengar berwibawa. Ia merasa di awang-awang. Dewi mendekati ujung tangga, matanya melirik ke bawah lalu melihat ke arah Windu. Lampu-lampu jalanan sepanjang Bypass mulai menyala seolah menyoroti dirinya. “Bangsat! Windu merasakan batang kemaluannya menegang keras. Si mungil masih meneruskan mengulum dan ketika ia mencabut kulumannya, batang kemaluan besar Windu sudah terbungkus kondom. Yang terdengar hanya deruman AC dan derikan tempat tidur. Begitu dirasakannya sudah berada di posisi yang pas, si mungil menekan pinggulnya ke bawah dengan keras. Dikeluarkannya uang satu juta keparat itu dari kantongnya lalu diserahkan kepada Dewi, dan secepatnya keluar. Windu cuma ingin keluar secepatnya dari tempat itu. Gontai melangkah menelusuri trotoar sepanjang jalan By-pass di depan Jayabaya. “Sempat lihat yang duduk-duduk tadi, pak? Windu terus mengocok dan meremas sekuat tenaga.




















