Lelaki itu berdiri mengangkangi tubuh Reyna yang terbaring tak berdaya, memamerkan batang besar yang mengeras sempurna, kejantanan yang jelas lebih besar dari milik suaminya.Wanita itu menangis saat Rivan dengan kasar menepis tangan yang masih berusaha menutupi selangkangan yang tak lagi dilindungi kain. Bokep Live Reeeeey..” wajah Rivan memucat seiring sperma yang menghambur kewajah cantik yang menyambut dengan mata menatap sendu. Reyna berdiri bersandar dimeja, menghela nafas panjang lalu meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.“Rivan, terimakasih untuk semuanya, tapi kau bisa pulang sekarang,”“Tidak Rey, kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”“Apa maksudmu?… Tidak.. Wajah Reyna memerah , kalimat Rivan begitu vulgar seakan itu adalah hal yang biasa.“Rey… liat dong,”
“Heh?




















