Aku sudah tak lagi punya niat untuk jual mahal, karena rasa nikmat yang sudah menjalar ke seluruh tubuhku benar benar menghancurkan akal sehatku. Pak Arifin masih memainkan rambutku, yang menurutnya sangat indah. Bokep JAV Wawan yang paling duluan pulih, namun sesuai janji mereka, ini hanya satu ronde. Aku juga kembali ke kamarku, mempersiapkan diri ke sekolah. Tapi penisnya yang menancap di vaginaku tidak mengendur sedikitpun. Ternyata pak Arifin sedang menyendoki lelehan sperma yang bercampur cairan cinta yang mengalir keluar dari vaginaku, dan ditadahi dengan piring kecil tadi. Bukan hanya karena takut, tapi juga tak ingin penis itu lepas dari vaginaku, membuatku tanpa sadar kembali melingkarkan kakiku ke pinggangnya. Lagian aku tadi masih belum sadar benar, bangun bangun ada orang lain di kamarku, kukira aku sedang diperkosa rampok tau!”, kataku ketus.




















