komedi gelap MeruChan Remes Payudara Besar: sindiran, moral abu-abu, dan insiden absurd. XNXX Jepang Plus: penulisan licin. Minus: humor niche. Untuk selera khusus. Mulai.
Tangan Bu Eni turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yang sudah mengencang hebat. Aku camkan kata-kata orangtuaku. Tapi beliau juga lepas tangan dengan masalahku ini. Aku memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kami yang berkeringat karena gairah yang timbul di antara aku dan Bu Eni. Aku terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepalaku. “Sudah, Di. aku mohon..!”
Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yang sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dengan posisi Bu Eni yang telentang di atas meja dan aku berdiri di antara kedua pahanya.Mula-mula teratur, seirama dengan goyangan-goyangan pantat Bu Eni. Selain tinggi badan seukuran orang-orang bule, kata temanku wajahku lumayan. Aku langsung melangkahkan kaki. Kelihatan sekali keadaan yang sepi. “Oh.. Saya mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada saya.”Mendengar kejujuran dan perkataanku yang polos itu, kulihat Bu Eni tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yang kelihatan misterius, dimana










