Sesudah itu Juragan terus nggenjot saya, keluar masuk, keluar masuk, tambah lama tambah kencang. Bokep Jepang Haduh, tampang saya pasti sudah ndak karuan. Susu saya yang tergencet jadi menyembul ke samping badan, pentilnya mencuat keras. Dan saya juga terus datang ke Juragan. Kenapa? Meninggal waktu melahirkan anak pertama, anaknya juga tidak selamat. Tapi sekarang, di antara semua pelanggan saya, saya cuma bisa senyum untuk Juragan… Senyum setulus hati. Aduh biyung… saya diperawani Juragan! Merah, kelihatannya empuk… Ayo, cium aku,” pintanya.“Ci… cium?”“Ya. Saya tahu orang-orang yang sehari-harinya kelihatan galak atau rajin ke tempat ibadah, tapi kalau sudah pengen, mereka nyari saya juga. Orang kok tega ya ngomong seperti itu. Bapak dan Simbok memanggil saya Denok, itü panggilan biasa üntük anak perempüan di kampüng saya, tapi artinya nggak cüma itü. Rasanya ada sesuatu yang mau keluar dari dalam badan saya… Saya takut.
