Sebaliknya, setengah jam kemudian kami telah terlihat bergumul di kamar tidur. Bokeb Oocch.., Eksanti merasakan kegelian yang amat-sangat, membuatnya bergidik-bergeletar.Lalu, perlahan-lahan aku mendorong kejantanannya masuk. Mulutnya menganga dengan suara-suara tertahan seperti orang tercekik. Besar dan tegang sekali kejantananku. Sehingga akhirnya hanya ada Eksanti seorang diri di pavilion kost, sementara soerang pembantu lain tinggal di rumah induknya.*******Ketika aku tiba di rumah kost Eksanti, ia tampak sedang menyiapkan nasi goreng sosis di sebuah pantry kecil di dalam pavilion itu. Tubuh Eksanti berguncang, menggeliat, meluncur hampir terjatuh dari meja yang kini penuh keringat bercampur air bekas sayuran, saos tomat, dan sebagainya. Yoga sendiri, walaupun masih sangat mencintai Eksanti, namun belum memiliki keberanian untuk datang menemui Eksanti kembali. “Mas, bersihkan saus tomat itu dengan mulutmu, please..,” desah Eksanti nyaris tak terdengar.




















