Mulutnya tak henti-hentinya mendesis dan merintih. Saat itu kurasakan kalau tubuh bagian bawah Mbak Narsih terbungkus sarung, karena salah satu pahanya menindih pahaku.Napasku semakin memburu dan jantungku berdebar kian keras saat ia mulai meraba-raba puting dadaku.“Dik ikutan masuk sarung aja biar hangat” bisiknya pelan seolah takut terdengar pasangan yang ada di samping kami.“Ba.. Bokep Thailand eh.. Sayang karena aku seolah-olah sedang dimanja. Mendapat perlakuan itu, tentu saja adik kecilku bangkit berdiri dan memberontak seolah hendak menyeruak keluar dari sarangnya. tapi adik kecilku berdiri tegak menunjuk langit-langit kamar mandi!Setelah aku berbaring, Mbak Narsih merangkak di atas tubuhku. Kurasakan dorongan semakin kuat mengehentak bagian bawah perutku.Gerakan Mbak Narsih semakin tidak teratur dan gigitannya semakin kencang. jadi Mbak minta tolong Dik Wawan nganter Mbak ke sana”.“Baiklah Mbak.. “Dikk.. Kubiarkan saja batang kemaluanku di sana.




















