Kami telah sama-sama mencapai orgasme.“Ah…” lega.Kutarik kembali penisku nan perkasa. (keseringan mantengin VCD parto kali yee…). Bokeb Busyet, gadis itu nggak nolak loh. Masih duduk di kelas dua SMA tapi kok perawakannya udah kayak anak kuliah aja. Masss… jangan… aku uuuh…”Ketika kulepaskan maka nampaklah bekasnya memerah menghias di leher Maya.“May… kaosnya dilepas ya sayang…”Gadis itu hanya menggangguk. “Maya bener mau?” Gayung bersambut nih, pikirku. Nggak marah?”
“Ya enggak, ngapain marah.”
“Sendirian dong dia?”
“Mas Andra kok nanyain Ersa mulu sih? Kalau gitu aku boleh…“Mas Andra mau ngesun Maya, Maya nurut aja yah…” bisikku ke telinga MayaTanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. Tak tahan aku melihat ayunya lubang kawin itu. Perlahan-lahan, dua centi lima centi masih sempit sekali.“Aduuuh Masss… sakiiit…” rintih Maya.Aku hentakkan batang penisku sekuat tenaga.“Jruub…”Langsung amblas seketika sampai ujungnya menyentuh dinding rahim Maya. Sedang tangan kiriku masih terus meremas payudara Maya bergantian dari balik kaos.Tak tega rasanya
