Sudah tidak ada lagi rasa takut, malu, atau risih di hadapannya, malah saya merasa tidak sabar menanti permainan berikutnya. Bokep Jepang Saya melepaskan susunya dari tangan saya.“Kok berhenti?” tanyanya sambil kembali membuka mata. Indah sekali tubuhnya, kulitnya halus mulus dan putih bersih. Meski tidak besar, ruangannya tertata rapih dan dipenuhi perabotan kelas menengah, penghangat listrik, seperangkat laptop, juga ponsel (yang pada tahun itu belum begitu populer). Tiba-tiba Jenny berhenti. Jennyy.. “Pentil kamu udah tegang gini.” jawabnya cuek sambil menatap ke dua puting susu saya. Entah kenapa, tapi wanita itu tidak segera mengalihkan pandangannya, ia menatap saya dari balik kaca mata birunya. Wanita Asia yang kerja untuk Mafia itu! Mencuci muka, sikat gigi, dan menyisir rambut, seolah-olah sudah sangat akrab dengan saya. Benar-benar sisi lain dari London yang tidak pernah saya lihat, meski saya sudah menetap disini selama 3 tahun.




















