Pak Arifin masih memainkan rambutku, yang menurutnya sangat indah. Vidio Bokep Dan cukup keras untuk membuat aku serasa melayang ke awang awing. Setelah jatahku habis, pak Arifin mulai bersiap menggenjotku, sambil bertanya, “Non Eliza, non mau nggak kalau nanti saya mengeluarkan peju dalam mulut non?”. Nggak sopan tahu! Pak Arifin menyibakkan rambutku yang terurai ke belakang telingaku dan menimpali, “Kita ini benar benar beruntung bisa kerja di sini. aku nantiiii…. Aku memukul lengannya manja, lalu kami makan bersama. Seperti biasanya, pak Arifin menawarkan diri untuk mengantarku, tapi kutolak halus karena aku ingin menyetir mobil sendiri. Wawan cengengesan dan berkata, “tenang Non, liat ini jam berapa? Namun selangkanganku terasa enak dan nikmat, seperti ada penis yang mengaduk vaginaku.










