Merasa kerepotan membungkukkan badan, tubuhku kembali kuluruskan. “Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya. Bokep Montok Tanpa komentar sedikitpun aku meninggalkannya menuju kamar mandi sambil membawa pakaian ganti yg telah kuambil dari dalam tasku. Caramu berbicara dengan wanita asal saja tanpa pernah kamu pikirkan akibatnya. “Ya ampun Zainal, kamu baru bangun!”, teriak Indah. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 5.42 pagi. “Aku duarius Mbak, bukan serius lagi”, kataku ngotot yg hanya dibalas dengan senyumannya. Setelah memesan sarapan, Indah mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit. Mengantisipasi cubitannya yg menyakitkan, kedua tangannya kutangkap dengan cepat. “Enak saja, aku yg rugi Mbak, perusahaan tdk mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius.




















