“Kocok yang cepat, Pak … Lebih cepat, lebih cepat …. Bokeb Pak Kusrin sempat tersenyum begitu dia menyentuh memekku dari belakang, karena memekku ternyata sudah cukup basah.“Wah sudah basah nih, sudah kepingin ya?” katanya. Nafas kami memburu cepat, secepat detakan jatung kami.Kami berpelukan dan kembali berciuman selama beberapa menit. “Ahhhhhh ……Iya, Ahhhhhhhhh …….. Jalan di desa kami memang tidak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Kusrin bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Aku sudah mau sampai, Pak …. Aku menerimanya. Pagar sampingnya lumayan tinggi, tetapi bagian belakangnya sengaja hanya dipagari dengan pohon perdu setinggi pinggang yang selalu dipangkas rapi. “AAAARRRRGGHHHHHH ……” Pak Kusrin pun berteriak sambil memancarkan cairan spermanya. Dia meminta aku berdiri dan melepas celana dalamku.










