Aku merasakan tubuhku bagaikan layang-layang putus yang melayang terbang, tidak berbobot. Bokep STW Lagian ngapain dia mesti minta tanggung jawab, seandainya aku tidak berbuat apa-apa dengannya, pikirku lagi. Aku membalikkan tubuh Eksanti, sehingga kini ia membelakangiku. “Ketemu di mana?”, tanyanya penasaran. Ah, lihat besok sajalah.Pukul 3 siang, akhirnya aku harus kembali ke kantorku, di samping memang Eksanti juga meminta aku segera pulang karena dia juga takut kalau tiba-tiba Yoga memergoki kami sedang berdua di kamar. Aku memandang nakal ke arah payudaranya sambil tersenyum. Tetapi entah mengapa aku lebih suka jika Eksanti yang membuka kaosnya sendiri untukku. Saat itu kira-kira jam 1 siang berarti Yoga pulang kira-kira 4 atau 5 jam lagi, pikiranku mulai nakal.Aku mencoba mencari bahan pembicaraan yang kira-kira bisa memperpanjang obrolan kami agar aku bisa lebih dekat dengan Eksanti. Aku menghentikan aksiku, lalu pura-pura meminta maaf kepadanya. Dia tertawa pelan, “Mas, kenapa, sih?”, ia memandangku lembut.




















