Aku menggaruk kepalaku dengan gusar, kutengok jam weker yang belum sempat kulihat tadi. Bokeb Kubuka laci paling bawah diantara empat susun laci disana. Seakan tertutupi oleh panasnya permainan kami.Aku dan Reni kembali mengenakan pakaian agar kehangatan tubuh kami tidak kembali menghilang. Mobil yang tak kupanaskan dahulu itu langsung kugeber menuju pintu tol kebon jeruk. Aku mengurus ijin pendakian. Tuhan selalu tau yang terbaik untuk ciptaanNya. tanyaku. Ia pun mulai kelelahan dan mengajakku berbaring. Jilatanku mulai berpindah dari payudara kiri ke payudara kanan. Tiga jam sudah kami berjalan beriringan. Api unggun yang menyala semalam kini telah padam. Kini aku sudah tidak canggung lagi memeluk tubuhnya erat-erat. jadi.. Tak kuasa menahannya aku bergegas memakai pakaian.Api mulai meredup, aku mengambil kembali beberapa tangkai akar dan dahan yang sepertinya masih basah di mulut goa.
