Keesokan paginya, jam empat pagi aku bangun dengan pikiran kusut tak karuan. Bokep Rusia Aku menanti. Terasa dingin di sore yg panas itu. Aku tak tahan lagi. Kak Edo mendorong kembali dengan kekuatan besar. Kalau tuan mau meniduri saya… rasanya bahagia.”
“Jangan… jangan bilang begitu…” Aku tersenyum sedih.Aku mengangkat wajah, memandangnya. Menarik. Jadi pagi-pagi dihabiskan dengan mencuci celana dalam, daster, dan seprai. Aku menanti. Aku memandang Kak Edo, merasakan getaran. Walau aku hanya budak. Malamnya, hujan lebat mengguyur Jakarta. Bagaimana bisa berkata cinta? Aku merasakan tangannya mengelus kedua pantatku. Ah, khayalan yg tdk akan pernah terwujud… tapi kukira aku masih boleh berkhayal, bukan? Tuaannnn….” aku tak tahan.Terlalu enak. Darah mensku nampak tdk sekental biasanya… aku menemukan ada sisa lendir Kak Edo, yg sebelumnya dibenamkan dalam. Keesokan paginya, jam empat pagi aku bangun dengan pikiran kusut tak karuan. Menyembur. Panik?




















