Aku tak berani
bertanya kepadanya. Aku melihat judul novel yang dibacanya. Bokep Rusia Mukaku tepat di antara bukit
kembarnya, sedang kejantananku tepat di kewanitaannya. Mukanya yang sedikit hitam
bertambah gelap. Bu Rochim mencemaskan
keadaannya. Dia baik dan suka membantuku. Masalahnya aku pernah merasa
bagian bawah tubuhnya berdenyut-denyut saat kutimpa, dan tangannya
merangkulku, dan detak jantungnya keras dan cepat. “Aku, Kak.., Aku”, Jawabku. Terkadang mengelusnya,
terkadang mengusap sampai ke pangkal pahaku. Banyak sekali, mengotori celanaku. Aku tak
percaya. Dan
untungnya, Kak Tina itu kalau tidur seperti orang pingsan. Malah tangannya mulai
menyentuh kejantananku, memegang batangnya. Dengan tangannya Kak Tina merasakan kain
celanaku. Perlahan kutekan
dadanya, tetap tidak ada reaksi. Kurasakan detakan jantung Kak Tina kencang, seirama dengan detak
jantungku. Otakku sudah tak mampu
lagi membaca. Kelihatannya dia lega aku tak memergokinya. Kubolak-balik halamannya, ada bagian yang ditandai. Aku
menyumpah-nyumpah. Aku
semakin takjub. “Mimpi basah?”. Aku saat itu berusia hampir 16 tahun. Sapto! Aku naik kembali ke tempat
tidur. Tinggallah aku
sendiri. “Barusan ya?”. Pahanya, yang walaupun sedikit




















